BOJONEGORO – Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono-Nurul Azizah, mengusung program unggulan untuk memperbanyak industri padat karya dan hilirisasi di wilayah Bojonegoro. Langkah ini bertujuan membuka lapangan kerja luas untuk mengatasi tingginya angka pengangguran di wilayah tersebut.
Warga Bojonegoro menyambut baik program ini, terutama mereka yang terdampak pengurangan tenaga kerja. Ahmad, warga Gayam yang sebelumnya bekerja pada proyek Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB), mengaku sudah setahun menganggur setelah proyek rampung. Ia berharap ada lebih banyak investasi yang masuk untuk membuka lapangan kerja, baik di bidang industri padat karya maupun hilirisasi migas.
“Semoga programnya terlaksana,” harap Ahmad
Hal serupa disampaikan Aris, warga Clebung, Kecamatan Bubulan. Menurutnya, Bojonegoro sebagai penghasil jagung dan palawija memiliki potensi besar untuk pengembangan industri pengolahan produk pertanian, yang dapat menyerap banyak tenaga kerja serta menambah nilai ekonomi masyarakat.
“Jika ada pabrik pengolahan di sini, tentu hasil panen bisa diolah di tempat dan warga bisa bekerja di sana,” jelas Aris.
Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Bojonegoro, jumlah pencari kerja meningkat tajam setiap tahunnya. Pada 2020, tercatat ada 1.170 pencari kerja, dan jumlah tersebut naik hingga 2.564 orang pada 2023, menunjukkan kebutuhan mendesak akan lapangan kerja baru di wilayah ini.
Menanggapi kondisi ini, paslon Setyo Wahono-Nurul Azizah menawarkan sejumlah strategi konkret. Setyo Wahono menyatakan pihaknya akan mempermudah perizinan bagi investor yang ingin membangun industri di Bojonegoro, khususnya industri padat karya yang dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
“Kami ingin Bojonegoro memiliki peluang kerja yang luas dengan mengembangkan sektor industri dan hilirisasi produk lokal, termasuk migas,” ujar Setyo, yang sebelumnya pernah menjabat Komisaris PT Samator Gas.
Untuk mendukung pengembangan industri tersebut, Setyo Wahono menambahkan bahwa akses ke wilayah Bojonegoro bagian selatan akan diperkuat dan terkoneksi dengan tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban-Lamongan. Ini untuk mendukung pembangunan pusat distribusi yang dapat memperlancar arus produk lokal ke pasar.
Selain itu, Setyo Wahono juga berencana meluncurkan program Kartu Prakerja Baru (PKB), yang akan membantu pencari kerja di Bojonegoro mendapatkan pelatihan peningkatan keterampilan dan sertifikat berstandar nasional maupun internasional, serta kemudahan akses informasi pekerjaan secara online.
“Kita berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menciptakan efek berantai dari usaha dan lapangan kerja, demi kesejahteraan masyarakat Bojonegoro,” tegasnya.
Melalui visi ini, pasangan Setyo Wahono-Nurul Azizah berharap dapat mengurangi angka pengangguran dan mempercepat pemerataan ekonomi di Bojonegoro, menjadikannya kawasan ekonomi baru yang berdampak bagi kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.(red/lp)