Skip to content
Lingkar Peristiwa
Menu
  • Beranda
  • Berita
  • Daerah
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Gaya Hidup
  • Sport
  • Dunia
Menu

Perusahaan AI Ciptakan Musik Tanpa Royalti

Posted on Agustus 6, 2025



– Platform AI Voice Generator (pembuat suara berbasis AI) ElevenLabs meluncurkan layanan musik berbasis AI yang diberi nama Eleven Music.

Kehadiran layanan ini diumumkan dalam bentuk video
YouTube
pada Selasa (5/8/2025). Layanan ini bisa menjadi solusi bagi pebisnis yang membutuhkan musik bebas royalti. Mereka bisa membuatnya sendiri dengan Eleven Music.

Dalam demo singkat berdurasi 4 menit 13 detik itu, ElevenLabs mengungkapkan kemampuan layanan barunya dalam menciptakan karya musik. Tidak hanya musik instrumental saja, tetapi juga disertai dengan lirik dan vokal yang berbeda-beda.

ElevanLabs menyebut layanan terbarunya ini memungkinkan pengguna, baik individual maupun pelaku bisnis menciptakan lagu bikinan mereka sendiri dengan mengandalkan teknologi berbasis

artificial intelligence

(kecerdasan buatan/AI).

Perintah teks (

prompt text

) dapat ditulis seperti “buatkan musik jazz lembut dengan nuansa di tahun 60-an disertai dengan lirik yang powerful, tetapi juga memberi kesan rileks seperti di Jumat sore,”.

Dalam hitungan menit, layanan ElevenMusic akan menciptakan lagu sesuai dengan prompt text tadi, disertai dengan musik dan vokal. Meski layanan ini tampak membawa angin segar, Eleven Music juga harus menghadapi sejumlah tantangan terkait dugaan kasus pelanggaran hak cipta.

Sebab, sebelum layanan ini diluncurkan, layanan serupa dari kompetitor seperti Suno dan Udio menghadapi tuntutan hukum berupa pelanggaran hak cipta. Kedua perusahaan diduga menggunakan musik berlisensi untuk melatih model AI mereka.

Nah, untuk mengantisipasi masalah tersebut, CEO Eleven Labs Mati Staniszewski mengungkapkan bahwa layanannya sudah menggandeng agensi hak cipta digital untuk label independen, yakni Merlin Network.

Sebagaimana dihimpun

KompasTekno

dari

Wall Street Journal

, Rabu (6/8/2025), ElevenLabs melatih model AI menggunakan karya seniman di bawah lisensi Merlin Network. ElevenLabs juga menjalin kerja sama lainnya dengan Kobalt Music, firma manajemen hak cipta dan penerbitan musik independen.

Namun, Merlin dan Kobalt Music dilaporkan masih dalam proses diskusi, untuk menentukan musik artis mana saja yang dilibatkan dalam pelatihan musik berbasis AI dari ELevenLabs.

Kesepakatan antara kedua belah pihak, ElevenLabs dan label musik memberikan proteksi hukum terhadap musik garapan AI yang ditujukan untuk komersial secara umum.

Staniszewski berharap di masa mendatang, pihaknya dapat bekerja sama dan menggandeng label musik kenamaan lainnya, seperti Universal Music Group, Sony Music Group, dan Warner Music Group.

“Saat ini kami tidak menggunakan data mereka dalam model kami. Model tersebut dirancang secara ketat berdasarkan data yang kami akses,” tambah Staniszewski.


Tidak menjiplak karya musisi

ElevenLabs juga mengungkapkan sedang membangun “penjaga keamanan” untuk menghindari musik yang menjiplak karya asli musisi.

Sistem penjaga keamanan tadi akan memblokir lirik yang mengandung kata-kata kekerasan, cabul, melanggar hukum, dan tidak dioerbolehkan menciptakan lagu dengan nama artis atau lirik tertentu dari satu album atau label tertentu.

Para pebisnis dan kreator nantinya akan dipermudah dan dimungkinakn untuk memproduksi musik mereka sendiri sebagai jingle atau proyek komersial dan kreatif, tanpa perlu repot menyewa komposer, membayar lisensi untuk penggunaan terbatas dari label besar, dan sebagainya.

Sejauh ini, ElevenLabs sudah memberikan akses terbatas ke 20 orang pengguna untuk membuat musik di film, televisi, game, aplikasi kebugaran dan meditasi, hingga kreator individu. Namun, pihak-pihak yang mendapat akses eksklusif tadi tidak diumbar lebih jauh.

Staniszewski menawarkan layanan ini dikarenakan sejumlah pihak menemukan stok jingle dan musik yang butuh lisensi mahal dan rumit. Celah tersebut dimanfaatkannya dengan meluncurkan Eleven Music.

Kendati begitu, Staniszewski dan ElevenLabs harus mampu menghadapi tantangan yang tak hanya muncul di kalangan kompetitor saja, tetapi juga komunitas dan pelaku kreatif yang menginginkan karyanya terlindungi dari penggunaan AI.

“Membiarkan penggunaan karya hak cipta tanpa izin untuk latih model AI generatif demi tujuan komersial bakal mengancam mata pencaharian jutaan kreator musik AS dan merusak fondasi ekonomi kreatif bangsa yang sedang berkembang pesat,” ungkap CEO Ascap (organisasi nirlaba hak cipta konten) Elizabeth Matthews.

Potensi soal layanan ini masih dinilai abu-abu oleh sejumla pihak. Sebab, bisa muncul masalah lisensi baru terhadap pelanggan yang menggunakan musik hasil dari AI. Risiko ini juga bisa muncul ketika perusahaan atau pelaku bisnis menggunakan musik hasil AI.

Post Views: 21

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pos-pos Terbaru

  • Antisipasi Pengoplosan BBM, Polres Tuban dan Diskopumdag Cek Tangki hingga Sampel Pertalite
  • Polres Tuban Kukuhkan Duta Pelajar Kamtibmas, Dorong Generasi Muda Jadi Pelopor Disiplin dan Keselamatan
  • Polres Tuban Gagalkan Aksi Konvoi 40 Remaja, Amankan 18 Motor
  • Apel Kebangsaan: Polres Tuban dan Buruh Bersatu Wujudkan Tuban Aman dan Sejahtera
  • Transformasi Pelayanan Publik: Polres Tuban Resmikan Struktur Perwira Samapta (Pamapta)

“Berita Tanpa Drama, Hanya Fakta Sebenarnya”

🎙️ Karena publik butuh kebenaran, bukan sensasi. 📰 Kami hadir membawa berita, bukan cerita.

©2025 Lingkar Peristiwa | Design: Newspaperly WordPress Theme