Jayapura — Pemilihan Ulang (PSU) Gubernur dan Wakil Gubernur Papua akan dilaksanakan pada 6 Agustus 2025, sesuai dengan keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) setelah adanya putusan Mahkamah Konstitusi terkait sengketa hasil Pilkada tahun sebelumnya. Momen ini menjadi kesempatan baru bagi masyarakat Papua untuk menentukan arah kepemimpinan lima tahun ke depan.
Salah satu calon yang kembali bertarung dalam PSU ini adalah pasangan nomor urut 2, Matius Fakhiri dan Aryoko Rumaropen. Pasangan yang dikenal dengan sebutan Mariyo ini kembali menyuarakan komitmennya untuk membawa Papua menuju perubahan yang lebih baik, melalui visi besar mereka: Transformasi Papua Baru yang Maju dan Harmonis.
Matius Fakhiri, yang sebelumnya dikenal sebagai tokoh kepolisian dengan pengalaman panjang di wilayah timur Indonesia, menegaskan bahwa Papua membutuhkan pemimpin yang tidak hanya memahami kondisi sosial dan budaya, tetapi juga mampu menghadirkan solusi strategis di bidang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
Adapun misi utama yang diusung Fakhiri–Aryoko dalam Pilkada kali ini adalah peningkatan kualitas sumber daya masyarakat Papua. Program-program prioritas mereka mencakup penguatan sektor pendidikan, kesehatan, serta pelatihan dan pendampingan generasi muda agar mampu bersaing secara regional maupun nasional. “Kami ingin membangun manusia Papua yang sehat, cerdas, dan siap menghadapi masa depan,” ujar Fakhiri dalam salah satu pernyataannya.
Selain itu, pasangan ini juga menekankan pentingnya harmoni sosial di tengah keberagaman Papua. Fakhiri mengajak seluruh elemen masyarakat untuk meninggalkan sekat-sekat perbedaan dan bersatu dalam semangat membangun daerah. Hal ini menjadi landasan dalam merancang program-program inklusif yang tidak membedakan berdasarkan suku, agama, atau asal daerah.
Menjelang hari pemungutan suara, masyarakat Papua diimbau untuk menggunakan hak pilihnya secara bijak. Dengan latar belakang kepemimpinan yang kuat serta visi-misi yang jelas, pasangan nomor urut 2, Matius Fakhiri dan Aryoko Rumaropen, hadir sebagai salah satu pilihan yang layak dipertimbangkan untuk memimpin Papua menuju masa depan yang lebih maju, sejahtera, dan harmonis.(red)