Skip to content
Lingkar Peristiwa
Menu
  • Beranda
  • Berita
  • Daerah
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Gaya Hidup
  • Sport
  • Dunia
Menu

Kapan Musim Kemarau dan Hujan di Indonesia?

Posted on Agustus 21, 2025



– Indonesia saat ini tengah berada dalam periode musim kemarau, yang biasanya berlangsung hingga bulan Oktober.

Namun sampai dengan hari ini, sejumlah wilayah di Indonesia masih mengalami hujan, bahkan dengan intensitas yang deras.

Meski hujan masih mengguyur sejumlah wilayah Indonesia, tidak lantas menandakan musim kemarau telah berakhir.

BMKG menyebut hujan yang terjadi di bulan Agustus disebabkan oleh dinamika atmosfer, seperti aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang tropis lainnya yang aktif.

Dilansir dari


, Kamis (14/8/2025), MJO adalah gelombang tropis yang bergerak di sekitar ekuator dan dapat memicu terjadinya pertumbuhan awan hujan secara signifikan.

Selain itu, anomali suhu laut yang lebih hangat dari rata-rata di sebagian besar perairan Indonesia juga meningkatkan kelembaban atmosfer.

Kondisi ini memicu pertumbuhan awan konvektif dan memperbesar peluang terjadinya hujan di beberapa wilayah di Indonesia.

Periode umum musim di Indonesia

Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Guswanto, menjelaskan bahwa Indonesia memiliki dua musim utama karena iklim tropisnya.

Yang pertama adalah musim kemarau yang periode umumnya berlangsung pada Mei hingga Oktober.

“(Ciri-ciri musim kemarau) curah hujan rendah, udara lebih kering, langit cerah, suhu bisa lebih panas,” kata Guswanto kepada


, Rabu (13/8/2025).

Kemudian yang kedua adalah musim hujan yang biasanya berlangsung pada November hingga April. Ciri utamanya adalah curah hujan dan kelembapan yang tinggi.

“(Saat musim hujan) curah hujan tinggi, kelembapan udara tinggi, sering terjadi badai petir,” jelasnya.

Namun, menurut Guswanto, pembagian periode musim tersebut tidak selalu seragam di seluruh wilayah Indonesia.

“Wilayah timur seperti Nusa Tenggara bisa mengalami musim hujan lebih singkat, sedangkan wilayah barat seperti Sumatra dan Kalimantan bisa mulai hujan lebih awal,” ujar Dia.

“Kalau kamu tinggal di Jakarta atau sekitarnya, biasanya musim hujan mulai terasa sekitar akhir Oktober atau awal November, dan puncaknya terjadi di Desember hingga Februari,” lanjut Guswanto.

Hujan bulan Agustus bukan tanda musim kemarau berakhir

Dalam kesempatan yang sama, Guswanto juga menyebut bahwa hujan di beberapa wilayah saat ini tidak bisa dijadikan indikator berakhirnya musim kemarau.

“Hujan yang terjadi di beberapa wilayah saat ini belum bisa langsung dijadikan indikator bahwa musim kemarau telah berakhir,” kata Guswanto.

“Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, (seperti) pancaroba, fenomena lokal, dan data BMKG,” sambungnya.

Guswanto menjelaskan, Indonesia sering mengalami masa transisi antara musim kemarau dan musim hujan, yang disebut pancaroba (peralihan musim).

“Pada masa ini, cuaca bisa sangat tidak menentu (dan) hujan deras bisa turun meski kemarau belum sepenuhnya usai,” jelasnya.

Hujan juga bisa terjadi karena faktor lokal seperti angin laut, topografi, atau pemanasan permukaan tanah, meskipun secara nasional masih dalam periode kemarau.

Guswanto menambahkan, untuk memastikan apakah musim kemarau sudah berakhir, biasanya BMKG akan merilis analisis iklim dan pengamatan pola angin serta curah hujan secara regional.

Jadi, menurut dia, meskipun hujan mulai turun, belum tentu itu pertanda musim hujan telah dimulai secara resmi.

Post Views: 20

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pos-pos Terbaru

  • Antisipasi Pengoplosan BBM, Polres Tuban dan Diskopumdag Cek Tangki hingga Sampel Pertalite
  • Polres Tuban Kukuhkan Duta Pelajar Kamtibmas, Dorong Generasi Muda Jadi Pelopor Disiplin dan Keselamatan
  • Polres Tuban Gagalkan Aksi Konvoi 40 Remaja, Amankan 18 Motor
  • Apel Kebangsaan: Polres Tuban dan Buruh Bersatu Wujudkan Tuban Aman dan Sejahtera
  • Transformasi Pelayanan Publik: Polres Tuban Resmikan Struktur Perwira Samapta (Pamapta)

“Berita Tanpa Drama, Hanya Fakta Sebenarnya”

🎙️ Karena publik butuh kebenaran, bukan sensasi. 📰 Kami hadir membawa berita, bukan cerita.

©2025 Lingkar Peristiwa | Design: Newspaperly WordPress Theme